MENJADI PEMIMPIN SEJATI
Oleh : Wahyudi Hermawan AMK
2:30 Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
7:129 Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi (Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.
27:62 Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).
35:39 Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.
38:26 Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
Jelas sudah semua bagi orang yang beriman, bahwa Allah SWT telah menciptakan kita sebagai khalifah di muka bumi, Kata Khalifah di dalam Islam memiliki makna yang sangat agung, sangat besar melebihi kata pemimpin. Seorang khalifah pastilah seorang pemimpin, tetapi belum tentu seorang pemimpin adalah khalifah. Kepemimpinan adalah karakter yang harus dimiliki oleh seorang khalifah, tetapi karena di dalam alqur’an penggunaan kata pemimpin tidak dibatasi oleh sesuatu yang baik saja, maka kelak setelah anda membaca uraian-uraian yang saya tulis ke depan semoga anda akan lebih bangga untuk menjadi seorang khalifah meskipun pada pembahasannya saya mencoba untuk sementara mengganti istilah khalifah menjadi pemimpin yang tentunya lebih familiar dengan keseharian anda.
Pemimpin dengan khalifah sepertinya hanya dibedakan oleh sesuatu yang sangat tipis tetapi sederhananya seorang khalifah digambarkan di dalam alqur’an selalu membawa sesuatu, menyampaikan sesuatu dan melaksanakan sesuatu yang dibingkai dengan nilai penghambaan yang jujur dan tulus kepada Allah SWT untuk senantiasa memahami dan mengaplikasikan kalimat taqwa sehingga keberadaannya akan selalu memberikan arti bagi setiap orang dan setiap mahluk yang berada bersamanya maupun berada di sekitarnya.
Ilustrasinya Rasulullah SAW adalah seorang khalifah yang hampir dapat dipastikan memiliki sifat kepemipinan. Karena Rasulullah SAW memiliki sifat kepemimpinan yang baik maka sudah tentu beliau adalah seorang pemimpin. Bandingkan dengan Fir’aun, Fir’aun adalah seorang pemimpin bagi kaumnya tetapi fir’aun tidaklah memiliki sifat seorang khalifah, sehingga dia menjadi seorang pemimpin yang bukan khalifah karena membuat kerusakan di muka bumi sehingga puncaknya adalah kesombongan dengan merasa telah layak menjadi Tuhan dan berpikir sebagai Tuhan. Kesombongan telah menjadikan fir’aun melepaskan orbit kepemimpinannya dari fitrah seharusnya seorang manusia yang telah di utus oleh Allah untuk menjadi seorang khalifah. Jangankan mengingat atau melaksanakan perintah Allah bahkan dia sendiri merasa dirinya lebih pantas menjadi Tuhan yang tentu mengabaikan hak dan perintah Allah SWT dalam konsep kehidupannya.
Saya tidak ingin membuat anda bingung dengan definisi khalifah dan pemimpin setelah membaca buku ini, untuk itu marilah kita berpikir dengan sederhana dalam mempercayai diri kita bahwa semua diantara kita tanpa terkecuali telah Allah ciptakan untuk menjadi seorang khalifah. Bahkan Malaikatpun tidak Allah jadikan sebagai seorang khalifah di muka bumi ini.
Permasalahannya adalah banyak sekali diantara kita yang tidak percaya diri untuk menyatakan bahwa kita adalah seorang pemimpin, sehingga kemudian munculah berbagai masalah lain yang mengecilkan pandangan kita terhadap diri sendiri. Banyak sekali orang yang kurang bahkan tidak mempercayai dirinya sendiri bahwa dia mampu menjadi seorang pemimpin. Dan ketika anda tidak mempercayai diri anda maka pantaskan orang lain mempercayai anda ?
Tidak salah apabila seorang bijak mengatakan bahwa “ Percaya diri adalah awal dari sukses.”
Banyak sekali pemikir-pemikir yang mendefinisikan arti dari kepemimpinan hanya untuk sekedar mengetahui seperti apakah sosok kepemimpinan yang ideal itu, tetapi saya tidak akan membahas terlalu rumit masalah definisi karena dalam pikiran saya itu hanya akan membuat anda merasa bosan dan jenuh yang pada akhirnya anda tidak lagi ingin tahu lebih banyak lagi sesuatu yang semestinya anda ketahui tentang pemimpin dan kepemimpinan. Tetapi saya juga tidak akan melarang anda yang ingin lebih jauh mengenal definisi seorang pemimpin, alternatif yang dapat saya tawarkan untuk itu adalah berselancarlah di internet, akan sangat mudah sekali menemukannya , masuklah ke google atau yahoo dan ketiklah kata “pemimpin” atau “kepemimpinan” maka anda akan mendapatkannya.
Di dalam buku ini saya hanya akan mengajak anda untuk bermuhasabah, merenung sejenak dengan bahasa yang sangat sederhana yang semoga saja dapat menyadarkan kita semua bahwa kita telah Allah ciptakan untuk menjadi seorang pemimpin.
Selamat membaca dan merenungkan.
SAMAKAN PERSEPSI KITA
SAMAKAH PEMIMPIN IDOLA ANDA
DENGAN PEMIMPIN IDOLA SAYA ?
Kita mulai pembicaraan ini dari siapa idola kita, karena saya yakin setiap orang terlahir untuk mewujudkan impiannya. Rasanya tidak terlalu salah apabila saya katakan bahwa baik anda maupun saya pastilah mempunyai figur idola dari seorang pemimpin yang jauh di lubuk hati sangat kita kagumi baik itu sering kita ungkapkan maupun hanya sekedar kekaguman yang biasa-biasa saja. Masalahnya adalah idola anda dan saya bisa sama atau bahkan mungkin berbeda. Siapakah pemimpin idola anda ? Samakah dengan saya ?
Jika anda ingin lebih dalam untuk menikmati uraian-uraian dalam buku ini, maka sebaiknya anda harus memiliki pemimpin idola yang sama dengan saya agar kita memiliki semangat dan motivasi yang sama untuk berusaha semampu kita paling tidak mendekati figur idola kita…. Lalu siapakah pemimpin yang saya idolakan ?
Cobalah untuk membaca dulu paragraf berikut di bawah ini sebagai awalannya dan kemudian barulah anda jawab dengan tulus apakah anda memiliki idola yang sama dengan saya…..
Ketika saya tanyakan kepada beberapa orang kawan di sekitar saya tentang pemimpin idola mereka…saya telah mendapatkan jawaban yang sangat beragam dari mereka, ada yang mengatakan Abraham Lincoln, Suharto, Sukarno, BJ Habibi, Megawati, George Washington, Marthin Luter King, Jengis Khan, Barack Obama bahkan Adolf Hitler, Joseph Stallin, atau Benito Musolini sekalipun mungkin dapat saya temukan penggemarnya. Kerapkali mereka mengatakannya dengan perasaan yang menggambarkan kebanggaan pada idolanya matanya bersinar-sinar bahkan untuk yang fanatik terlihat begitu bersemangatnya ketika ditanyakan sejauhmana mereka mengetahui karakter pemimpin idola mereka. Lalu setelah puas mereka menceritakan kehebatan dari pemimpin idola mereka, mereka pun kembali bertanya kepada saya, “ lalu siapakah idola anda ? dan kemudian saya menjawabnya dengan mengatakan bahwa idola saya adalah Rasulullah Muhammad SAW.
Mengapa saya mengidolakan Rasulullah ? inilah jawabannya.
Seorang pemimpin yang hebat harus mampu memberikan arti dalam hidupnya, tidak hanya terbatas pada dirinya, hidupnya akan sangat berarti bagi orang lain. Rasululah adalah seorang pemimpin yang telah memberikan arti dan bukti yang tidak terbantahkan atas eksistensi kepemimpinannya yang hingga saat ini dan mungkin hingga dunia ini berakhir tidak akan ada yang pernah bisa menyamainya atau menandinginya. Bukti adalah sesuatu yang nyata baik itu terlihat secara langsung ataupun hanya dapat dirasakan oleh seseorang dalam satu generasi maupun lebih dari satu generasi tanpa bisa lagi membantahnya sebagai sebuah kebohongan ataupun kepalsuan.
Rasulullah SAW sebagai idola saya telah mampu membuktikannya dengan sangat luar biasa dan tidak terbantahkan lagi. Rasulullah adalah seorang manusia, bukanlah Tuhan sehingga kita bisa bermimpi atau berpikir untuk mencontohnya karena saya yakin anda dan saya juga sama seorang manusia. Rasululah makan dan minum, Rasulullah menikah, Rasulullah memiliki perasaan yang sama dengan kita, beliau bisa bahagia, bersedih, rasulullah pernah sakit dan terluka seperti kita atau mungkin marah karena rasulullah adalah manusia. Inilah bukti yang tidak terbantahkan dari kepemimpinan seorang manusia bernama Muhammad bin Abdullah pemuda bani hasyim yang sampai saat ini tetap harum semerbak seperti tidak akan pernah lekang dan terhapus waktu sebagai bukti kepemimpinan yang tiada bandingnya di dunia ini.
Tahukah anda bahwa kebodohan yang sangat dari orang arab jahiliyah yang hidup menggunakan hukum rimba dimana yang kuat dialah yang menang, dan yang lemah menjadi yang tertindas, dimana bayi perempuan dikubur hidup-hidup untuk menutupi perasaan malu karena tidak memiliki anak laki-laki, dimana patung dan berhala dibuat kemudian disembah bahkan ironinya ada yang di buat dari bahan makanan, disembah dan setelah disembah dimakan bersama-sama (artinya mereka berani memakan tuhannya sendiri), dimana mabuk karena khamar atau minuman keras menjadi budaya lumrah layaknya kita minum air putih saat ini, dimana hubungan sex tidak dibatasi dan diikat oleh sebuah norma yang disebut dengan pernikahan sehingga tak ubahnya seperti perilaku binatang. Semua itu telah dirubah oleh kepemimpinan Rasulullah dalam waktu hanya dua puluh tiga tahun menjadi sebuah peradaban yang sangat termasyhur di seantero dunia dimana berkembang Agama yang agung yang membawa kabar ilmu pengetahuan, kebijakan politik dan pemerintahan serta rahasia kehidupan manusia lainnya dengan kekuasaan yang menghampar dari timur tengah, persia dan sebagian eropa. Semua kebodohan berganti menjadi sebuah kekuatan yang sangat fantastis yang tumbuh bukan karena ketakutan, materi maupun kepentingan duniawi semata, tetapi semua tumbuh karena sebuah keyakinan yang sangat kuat akan keimanan kepada sang Maha Pencipta Allah SWT, yang di bawa dan diajarkan oleh seorang manusia ummi yang tidak mengenyam pendidikan formal seperti kita, yang tidak pernah mengenal wajah ayah yang dicintainya yang tidak merasakan belaian kasih sayang dan dekapan hangat ibu yang dikasihi dan mengasihinya, yang hidup yatim piatu sejak dirinya masih begitu lemah dan membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya, dialah idola saya Rasulullah Muhammad SAW.
Tahukah anda bahwa ketika anda membaca tulisan ini Rasulullah telah tiada, tetapi rasakanlah bahwa sebenarnya Rasulullah masih hidup bersama kita, pemikirannya, falsafah hidupnya, kesederhanaannya dan ajarannya semuanya masih kita yakini dengan harga mati. Anda dan saya tidak akan pernah rela mendengar siapapun menghinanya ataupun meremehkannya bila perlu kita pertaruhkan hidup kita untuk menjaga kehormatannya. Tahukah anda jarak anda dan saya dengan rasulullah SAW telah dipenggal oleh waktu lebih dari 1400 tahun yang lalu, tetapi kehormatan dan cahaya Rasulullah masih tetap hidup dan selalu kita jaga di dalam hati kita.
Islam adalah bekas yang jelas dari ajaran yang telah disampaikannya dan sehebat apapun upaya manusia untuk menghancurkan karakter Islam, Islam tetap melesat sebagai sebuah ajaran yang agung yang telah Allah ridhoi dan titipkan kepada pemimpin idola kita untuk disampaikannya kepada kita.
Masih banyak sebenarnya hal yang membuat saya mengidolakan kepemimpinan Rasulullah SAW, tetapi ijinkanlah saya bertanya kepada anda setelah membaca sedikit dari kehebatan kepemimpinan Rasulullah SAW diatas….
Adakah pemimpin di dunia ini yang mampu merubah peradaban seperti di atas dalam waktu 23 tahun ? Sungguh hebat dan luar biasa teori managerial yang telah diterapkannya.
Adakah pemimpin yang umurnya 63 tahun tetapi ajarannya telah hidup lebih dari 1400 tahun dengan umatnya yang rela dan siap mati untuk menjaga kehormatannya dan keagungan ajarannya ? Sungguh hebat dan luar biasa sistem pengkaderan kepemimpinan dan pengaruh yang telah ditanamkannya
Saya pastikan jawabnya tidak ada seorangpun yang bisa menyamainya !! Rasulullah adalah pemimpin terbesar yang ada di bumi ini !!
Dan sekarang jawablah dengan tulus siapakah pemimpin idola anda…..
Apabila jawaban anda sama dengan saya silahkan baca halaman berikutnya dari buku ini…tetapi jika anda belum meyakininya yakinkanlah dulu dengan baik melalui perenungan yang lebih dalam lagi. Apabila idola anda masih tidak sama dengan saya, anda tidak perlu lagi repot-repot membaca halaman berikutnya, karena itu tidak akan banyak memberikan arti bagi anda.
Semoga anda dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk hidup anda.
TERIMA KASIH ANDA SUDAH MENYADARINYA
SILAHKAN BACA URAIAN SELANJUTNYA
TEORI KEPEMIMPINAN DAN KARAKTER SEORANG PEMIMPIN
Banyak sekali teori kepemimpinan yang dapat anda baca hingga saat ini, dan tentunya semuanya telah dibuat melalui sebuah proses penelitian dengan metoda ilmiah untuk menciptakan dan mewujudkan keinginan terpendam dari setiap manusia dalam menjalankan fitrahnya sebagai seorang pemimpin. Berikut di bawah ini sengaja saya catat beberapa teori kepemimpinan yang katanya telah ditulis oleh para ahli untuk lebih meyakinkan kita betapa manusia sangat penasaran dan ingin mengetahui seperti apakah kepemimpinan itu.
- Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (share goal) (Hemhill& Coons, 1957:7)
- Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24)
- kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411)
- kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn, 1978:528)
- kepeimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)
- kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)
- para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
- Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan didalam sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2)
Teori di atas adalah benar, dan ternyata apabila disimak dengan baik semuanya hampir mengerucut pada satu titik yang sama yaitu pemimpin adalah bagaimana seseorang mampu mengajak, meyakinkan dan mempengaruhi orang lain untuk mewujudkan sebuah tujuan yang sama. Yang menjadi masalah adalah adakah manusia yang telah mampu membuktikan kehebatan pengaruhnya terhadap suatu pemikiran, ide maupun keyakinan yang mampu bertahan abadi dengan pengaruh yang dibuktikan oleh sebuah karakter dan pola yang universal dan sistematis sehebat karakter dan pola kepemimpinan rasulullah SAW yang tentunya sangat sederhana dan mudah untuk difahami.
Berikut juga beberapa teori yang juga telah disampaikan oleh yang katanya para ahli tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin berkarakter, cobalah anda simak :
Menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri sebagai berikut :
- Mental dan fisik yang energik
- Emosi yang stabil
- Pengetahuan human relation yang baik
- Motivasi personal yang baik
- Cakap berkomunikasi
- Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan
- Ahli dalam bidang sosial
- Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan manajerial
Menurut Horold Koontz dan Cyrel O’Donnel, ciri-ciri pemimpin yang baik adalah
- Tingkat kecerdasan yang tinggi
- Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan
- Cakap berbicara
- Matang dalam emosi dan pikiran
- Motivasi yang kuat
- Penghayatan terhadap kerja sama
Dan pada akhirnya saya katakan lagi semua teori itu tidak salah, tetapi kini semakin banyak teori kepemimpinan yang menampilkan sosok pemimpin ideal terpapar begitu kompleknya bahkan apabila lebih diuraikan lagi sampai dapat mencapai lebih dari 50 ciri seorang pemimpin, sehingga seolah-olah seseorang akan begitu susahnya untuk menjadi pemimpin yang pada akhirnya timbul sebuah kesalahan dalam menginterpretasikan makna dan tujuan yang sebenarnya harus dicapai oleh seseorang dalam memahami dirinya sebagai seorang pemimpin, yaitu terbentuk sebuah persepsi salah dari perasaan inferior yang muncul diawali dengan kata “sepertinya saya tidak mungkin dan susah sekali untuk menjadi seorang pemimpin.”
Itu salah besar !!! anda adalah seorang pemimpin dan anda kini telah menjadi seorang pemimpin yang hebat !! Ingat !! anda telah diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin !! berpikirlah sebagai seorang pemimpin !
Kita harus mengetahui karakter yang telah diperkenalkan oleh rasulullah kepada kita untuk kita contoh agar kita menjadi seorang pemimpin hebat seperti beliau…. Jangan katakan sebenarnya saya ingin mengikuti gaya kepemimpinan rasulullah SAW tetapi beliau dengan saya perbedaan jaraknya seperti bumi dengan langit, saya tidak mungkin dapat menjadi seperti beliau. Saya katakan benar anda tidak akan mirip seperti rasulullah SAW tapi salah jika anda tidak mulai mencoba meneladaninya untuk sekedar berusaha menyerupainya sebagai figur pemimpin idola anda kini. Marilah kita mencoba untuk melaksanakan gaya kepemimpinan rasulullah SAW dengan kemampuan terbaik kita, dan marilah kita nikmati prosesnya…seandainya hasilnya kita tidak mampu menyerupainya tetapi setidaknya jika kepemimpinan beliau telah dapat hidup selama lebih dari 1400 tahun, maka sudah hebat rasanya jika kepemimpinan kita setidaknya bisa hidup selama seratus tahun, atau selama kita hidup, atau selama kita merasa menjadi pemimpin atau…… sudahlah pokoknya kita harus berusaha !!.
Jangan biarkan potensi kepemimpinan anda dalam memberikan pengaruh dan mengajak orang lain dalam memaknai dirinya untuk sesuatu yang Allah ridhoi dikalahkan oleh pengaruh kepemimpinan Adolf Hittler, Benito Mussolini, Karl Marx, Joseph Stallin, bahkan Lia Eden, Ahmad Musaddeq dan atau manusia-manusia lainnya yang dengan ajarannya yang konyol dan masih banyak kontroversi dan ditolak oleh kebanyakan hati nurani manusia, masih mampu meyakinkan banyak orang dengan begitu fanatiknya selama bertahun-tahun hingga kini.
Untuk itu izinkanlah saya mengingatkan kembali kepada anda karakter Rasulullah SAW yang kini telah menjadi idola kita yang dengan karakter inilah Rasulullah telah mampu mencengangkan mata dunia !! tanpa terkecuali sahabatnya bahkan orang yang memusuhinya sekalipun. Tidak usah terlalu banyak kata dalam karakter kepemimpinan Rasulullah, yang hanya akan membingungkan anda untuk mengingatnya. Hanya ada empat karakter kepemimpinan rasul yang harus anda ingat dan fahami (1) fatonah, (2) amanah, (3) sidiq, dan (4) tabligh atau agar lebih mudah mengingatnya katakan FAST dan Laksanakan semuanya dengan kemampuan terbaik anda !!.
Rasanya kini anda mulai mengingat kembali empat karakter rasulullah tadi, mungkin ini pernah anda dengar di waktu yang sudah anda lewati tapi entah kapan, kemarin….bulan lalu …..tahun lalu …..atau …. Mungkin memang anda belum mendengarnya ? Tapi itu sebenarnya tidak penting. Yang penting adalah setelah membaca halaman berikutnya yang akan mengupas karakter kepemimpinan rasulullah SAW seperti yang saya katakan di atas, anda akan mengingatnya untuk selama-lamanya dan dengan tekad yang kuat anda bersama saya akan mencoba melaksanakannya.
KARAKTER KEPEMIMPINAN DARI KEHIDUPAN
RASULULLAH
Fatonah (Cerdas)
Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu, sehingga untuk itulah mengapa kita harus menghiasi setiap aspek kehidupan kita dengan ilmu, dengan ilmu akan tampak karakter manusia dan perikemanusiaan. Tetapi ilmu saja ternyata tidak cukup untuk menjadikan seseorang memiliki kemuliaan seutuhnya sebagai seorang manusia. Ilmu yang di terapkan secara tidak bertanggungjawab hanya akan membawa malapetaka yang amat sangat hebat bagi tatanan kehidupan di bumi ini.
Seorang ilmuwan yahudi terkenal bernama Albert Einstein yang menemukan bom atom mungkin akan menangis ketika hatinya mengerti dan sadar bahwa penemuan yang dibuatnya telah menghancurkan kehidupan dan harapan berjuta-juta manusia khususnya yang paling kita kenal dengan hancur luluhnya Hirosima dan Nagasaki di Jepang oleh kedasyatan reaksi atom yang dimulai dengan dijatuhkannya bom atom hasil karya Einstein yang ternyata tidak terlalu banyak bom yang dijatuhkan, hanya satu bom untuk satu kota tapi itu sudah cukup untuk menghancurkan apa yang ada disekitarnya dalam radius yang sangat luas. Ada pengakuan yang sangat tulus dari seorang Albert Einstein tentang hubungan ilmu dan agama, mungkin anda masih ingat, pengakuan yang ditulisnya yang memberikan penegasan bahwa ” Agama tanpa Ilmu lumpuh, Ilmu tanpa Agama buta”.
Rasulullah SAW adalah seorang yang ummi yang tidak mengenal istilah ekonomi makro dan mikro, atau istilah lainnya seperti, valas, valuta, saham atau istilah lain yang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang tertentu. Tetapi beliau adalah orang yang benar, dapat dipercaya dan cerdas karena memegang sebuah prinsip ekonomi yang tidak akan pernah bergeser kehebatannya oleh pemikiran manapun yaitu hindari riba, jauhilah hal yang haram yang terjadi karena ingin memperkaya diri dengan menyakiti dan mengkhianati orang lain dan atau melakukan sebuah niaga yang melanggar ketentuan yang telah jelas ada di dalam Al-Quran. Apapun istilahnya, betapapun rumitnya sistem ekonomi yang diterapkan selama dia tidak bergeser dari orbitnya untuk kemakmuran umat dan untuk mencari ridho Allah SWT maka itulah sistem ekonomi yang cerdas.
Rasulullah SAW juga bukan seorang tentara yang mengenal AK 47, SS, FN, RPG, TNT atau nama senjata dan perlengkapan militer hebat lainnya yang mampu merontokan lawan dengan hebatnya pula. Tetapi Rasulullah SAW mengenal bahwa perang atau pertempuran hanya akan dilakukannya untuk menegakkan dan menjaga kehormatan agama Allah, serta mempertahankan diri dari kekejaman dan penindasan orang lain dengan panduan yang jelas. Pemikiran tentang strategi perang yang telah Rasulullah SAW terapkan hingga saat ini yang tidak memiliki tandingannya sebagai karakter angkatan perang umat Islam adalah, Konsep Syahid !! Umat Islam tidak akan pernah takut mati mesti hanya bersenjatakan batu atau kepalan tangan selama dia berperang untuk menjaga kehormatan Islam, membela dan menegakkan agama Allah kematian bagi seorang pembela Islam yang syahid adalah sebenarnya kehidupan di tempat terhormat yang hanya Allah-lah yang mengetahuinya. Inilah motto suhada yang paling kita kenal di dunia Islam “ Hidup mulia atau mati Syahid “. Ironinya ketika pasukan mukminin berperang untuk mengejar kematian sebagai syuhada, pasukan lawan justru berperang untuk menghindari kematian karena enggan meninggalkan gemerlapnya dunia. Itulah mengapa kekuatan Jihad Islam tidak pernah terkalahkan meskipun harus berperang melawan senjata pemusnah masal sekalipun.
Rasulullah SAW juga bukan seorang politikus yang memahami teori-teori sosialis maupun liberalis kapitalis yang kini begitu kuatnya menguasai dunia atau teori-teori pemerintahan ala John Lock, Montesque, Machiaveli, Hobes dan kawan kawannya yang sering menginspirasi politikus-politikus di dunia. Yang diketahui oleh Rasulullah SAW adalah perasaan cintanya kepada umatnya atau rakyatnya sehingga dalam hembusan terakhir nafasnya beliau, pertama kali yang beliau sebut adalah umatnya sampai tiga kali kepada sahabatnya, umati….umati…umati… bukan harta melimpah, tahta kerajaan, atau istana berlapis emas yang beliau tinggalkan dalam nafas terakhir kehidupannya sebagai seorang pemimpin terbesar di dunia ini, hartanya adalah sepetak rumah kecil tempat dirinya berlindung dari dinginnya malam dan teriknya matahari di siang hari, hartanya adalah beberapa helai pakaian dan satu pakaian perang yang pernah selalu beliau kenakan dalam setiap pertempuran besar yang telah dipimpinnya, pakaian perang yang telah menjadi saksi betapa Rasulullah SAW adalah seorang manusia yang juga pernah terluka oleh panah dan pedang. Harta terbesar yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW bukanlah harta yang banyak dan melimpah sebagai representasi dari ketamakannya selama menjadi pemimpin, harta terbesar yang ditinggalkannya adalah keyakinan yang kuat yang mampu membuka mata dunia hingga akhir zaman. Itulah Islam !!
Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin cerdas yang bekerja untuk satu tujuan yaitu Allah SWT !! dan membawa umatnya juga untuk satu tujuan juga yaitu Allah SWT!!
Itulah rahasia kecerdasan Rasulullah SAW sehingga beliau tidak pernah mengenal takut kehilangan jabatan, takut mati, takut miskin, takut kelaparan, takut tidak dihargai atau takut tidak mendapatkan kepentingan apapun yang sifatnya sangat rendah untuk ditukar dengan kemuliaannya.
Berikut ini adalah sebuah kalimat yang patut kita renungkan dengan baik “ Buku adalah jendela Ilmu” apabila kita ingin menjadi orang yang cerdas, maka kita harus rajin membuka jendela ilmu tersebut. Satu jendela ilmu yang paling pantas kita buka tapi kita sering menyepelekannya adalah buku yang saat ini tersimpan rapi di atas rak buku anda, atau diatas lemari pakaian anda atau di atas bufet anda atau di tempat yang anda sendiri tidak tahu dimana, buku itu berjudul Panduan Hidup dan kehidupan Manusia, segeralah anda cari apakah anda pernah memiliki atau membelinya, rasanya hampir 99.9 persen saat ini saya yakin anda sudah memilikinya atau paling tidak anda pernah memegangnya tapi mungkin kini anda lupa menyimpannya.
Baiklah, kalau anda tetap tidak menemukannya coba cari buku yang juga biasanya ditulis dalam judul lain, umumnya ditulis dengan judul Al-Quran itulah maksud saya. Bacalah isinya dan renungkanlah maksudnya, dan ingat bila anda tidak pandai berbahasa arab bacalah juga dengan terjemahannya dalam bahasa anda sehingga anda mengerti, apabila ada yang tidak anda mengerti carilah ulama dekatilah mereka karena ulama adalah orang berilmu yang menjadi pewaris idola kita Rasulullah SAW, atau jika anda bingung mencari ulama belilah juga tafsirnya, misalnya tafsir ibnu katsir. Bacalah dengan baik dan seksama, tidak usah sekaligus semuanya, karena buku itu sangat tebal yang terdiri dari 30 zuz, 114 surat dan 6666 ayat, yang harus anda perhatikan adalah janganlah pernah lagi membiarkan hari-hari anda terlewat begitu saja tanpa membacanya meskipun hanya satu ayat saja. Dan kemudian rasakanlah kedamaian perlahan tetapi pasti akan menyelusup ke dalam hati anda, rasakanlah betapa penderitaan hidup yang anda alami berangsur-angsur mulai berkurang, berkurang karena ruang hati semakin lapang, luas dan semakin ikhlas menerima apapun yang menjadi kehendak Allah SWT, pemilik kita dan penggenggam jiwa kita.
Ketika anda seorang ekonom, dokter, perawat, pengusaha dan profesi-profesi apapun yang ada di muka bumi ini, maka yakinlah anda akan menjadi seorang pemimpin yang cerdas setelah membaca, mengerti, memahami dan melaksanakan setiap ilmu yang tercatat dalam buku hebat itu. Jangan takut !! buku itu tidak akan pernah direvisi seperti buku-buku best seller lainnya karena keutuhan isinya dan keasliannya akan terjaga sampai akhir zaman dengan jaminan pasti dari pemilik bumi langit beserta isinya yang tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur seperti kita.
Amanah ( Dapat Dipercaya )
Seni kepemimpinan adalah ketika seseorang mampu memberikan pengaruhnya kepada orang lain sehingga mereka dapat mengerti, memahami bahkan mengikuti dan melaksanakan ide atau pemikiran yang telah digagasnya dengan baik sesuai dengan harapannya. Cerdas atau pintar saja tidaklah cukup untuk menjadikan seseorang menjadi seorang pemimpin sejati. Terkadang apabila seseorang tak mampu mengontrol kecerdasan dan kepintarannya, maka tidak jarang semua itu digunakannya untuk membangun sebuah sistem yang hanya membodohi orang lain.
Secara umum pengaruh seorang pemimpin dapat diwujudkan melalui dua hal, pertama melalui paksaan yang dibantu oleh kekuatan khusus yang dapat memberikan rasa takut pada orang yang menjadi sasaran pengaruhnya sehingga mereka dapat mengikutinya dengan terpaksa atau karena memiliki kepentingan untuk dirinya, kedua dengan menumbuhkan rasa percaya dari orang yang akan dipengaruhinya sehingga mereka memiliki minat untuk mengenal lebih jauh dan mungkin melaksanakan ajakannya tanpa syarat.
Menumbuhkan rasa percaya pada diri orang lain dapat ditempuh melalui dua cara yaitu pertama dengan memberikan janji manis dan kebohongan-kebohongan yang mungkin saat itu dapat diterima oleh orang yang dipengaruhinya, kedua dengan menumbuhkan keyakinan secara ikhlas tanpa tendensi apapun dari orang yang ingin diyakinkannya selain kepentingan mencari ridho Allah SWT atas keyakinan yang telah disampaikannya.
Tahukah anda bahwa Rasulullah SAW senantiasa menjaga kepercayaan orang yang berada disekitarnya dengan sebuah bukti nyata bukan lagi retorika atau sesuatu yang penuh dengan kepalsuan dan kebohongan. Sehingga sebelum beliau diangkat menjadi Rasul, pada usia yang sangat muda belia beliau telah dikenal sebagai pemuda yang dapat dipercaya dengan panggilan Al Amin di lingkungan masyarakat Quraish, panggilan itu bukanlah gelar atau jabatan tertentu yang bersifat formal tetapi lebih dari itu merupakan sebuah pengakuan yang tulus dari sebuah komunitas yang muncul seriring dengan waktu karena kekuatan ketulusan tanpa tendensi apapun dari pribadi Rasulullah SAW selain harapan untu mencari keridhoan Allah SWT Dzat pencipta dan pemilik bumi dan langit beserta isinya.
Masih ingatkah kisah peselisihan hebat para kabilah-kabilah di arab yang semuanya ingin meletakan hazar aswad di atas ka’bah, setiap kabilah merasa penting dan paling pantas untuk mengangkatnya sebagai sebuah kehormatan bagi kabilah mereka. Seorang pemuda yang bernama Muhammad bin Abdullah lah yang dapat mereka percaya untuk menyelesaikan masalah itu dengan keputusan yang mereka anggap adil dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dengan cerdas Muhammad bin Abdullah membentangkan sebuah kain yang kemudian diatasnya diletakkan hazar aswad untuk diangkat oleh semua kabilah yang semula berselisih, dan kemudian setelah batu itu terangkat, maka Muhammadlah yang dipercaya untuk meletakkannya di atas ka’bah. Kehormatan yang tiada duanya yang diberikan oleh para kabilah tersebut bagi pemuda Muhammad untuk meletakan hazar Aswad diatas Ka’bah. Mengapa semua kabilah percaya kepada Muhammad ? Jawabannya adalah Muhammad mengangkat hazar aswad tersebut bukan demi kehormatan dirinya tetapi demi keadilan dan perdamaian untuk semua kabilah. Mengapa itu bisa ? karena Muhammmad adalah pemuda yang dapat dipercaya ! dan itu sudah dibuktikannya dengan cahaya tulus di hatinya tanpa tendensi apapun untuk dirinya sehingga cahaya itu mampu mematikan kobaran amarah dan sifat egois manusia dalam memenuhi kepentingan dirinya. Itulah Al Amin, sifat kepemimpinan yang harus kita teladani dari idola kita Rasulullah SAW.
Pernahkah melanggar komitment kita terhadap orang lain ?
Pernahkah kita menyepelekan janji yang telah kita buat atau sepakati ?
Pernahkah kita mengkhianati kepercayaan orang yang telah memberikan amanahnya kepad kita ?
Pernahkah kita lupa janji kita kepada Allah ?
Mungkinkah kita menghapus kekhilafan yang seharusnya tidak kita lakukan selama ini sehingga telah mengotori dan merusak kepercayaan yang telah diberikan kepada kita ? Marilah kita berazam untuk menjadi orang yang dapat dipercaya dengan memulainya dari mempercayai diri kita bahwa kita bisa berubah dengan segenap tekad dan kekuatan kita untuk menjadi pemimpin yang dapat dipercaya.
Jangan bermimpi orang lain akan mempercayai diri kita seandainya kita sendiri tidak percaya pada diri kita sendiri bahwa kita bisa !!
Sidiq ( Benar )
Pastikan segala sesuatu dimulai dari niat yang benar, cara yang benar dan sikap yang benar. Kebenaran akan bersifat relatif tergantung dari mana seseorang memandangnya apabila di bawa melalui logika rasional manusia.
Ilustrasinya seperti ini saya memegang sebuah keping koin dengan dua sisi memiliki gambar yang berbeda, sisi yang satu bergambar merak dan sisi yang lain bergambar merpati. Saya berdiri memandang kepingan uang logam dari sisi yang bergambar merak dan anda berdiri di sisi uang logam yang bergambar merpati. Saya dan anda sebelumnya tidak mengetahui bahwa gambar kedua sisi uang logam itu berbeda satu sama lain. Kemudian seseorang meminta saya dan anda mengatakan apa yang kita lihat. Sudah dapat pipastikan bahwa saya akan mengatakan bahwa gambar yang saya lihat adalah gambar seekor burung merak tetapi anda akan mengatakan bahwa gambar yang anda lihat adalah seekor burung merpati, lalu siapa yang benar anda atau saya?.
Ilustrasi kedua sama dengan ilustrasi pertama, tetapi bedanya adalah kedua sisi mata uang bergambar sama yaitu burung merpati, dan ketika saya ditanya apa yang telah saya lihat, saya kemudian mengatakan bahwa itu adalah burung beo dan anda mengatakan bahwa itu adalah burung puyuh, keterangan tambahan dari ilustrasi ini adalah saya dibesarkan di sebuah lingkungan yang menyebut burung merpati sebagai burung beo dan anda dibesarkan di lingkungan yang menyebut burung merpati adalah burung puyuh. Lalu siapa yang benar, anda atau saya ?
Saya yakin anda akan sedikit bingung apabila disuruh memilih siapakah yang paling benar saya atau anda. Tetapi itulah manusia yang terkadang menilai kebenaran dari apa yang dilihatnya sehingga saya mengatakan kebenaran itu sebenarnya kebanyakan bersifat relatif dalam penilaian manusia.
Contoh lainnya adalah ketika saya melihat sebuah iklan dimana seorang anak yang berbicara bahasa sunda mengatakan dengan sangat yakin “ Ini teh susu “ kepada temannya yang berbicara bahasa Indonesia. Dan anak yang berbicara bahasa Indonesia mengatakan bahwa “ Ini Susu bukan teh susu” dan si anak yang berbahasa Sunda kembali menjawab “iya saya tahu ini teh susu” Ini adalah sebuah permainan persepsi tentang sebuah kebenaran dari apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh seorang manusia.
Rasulullah SAW telah menyatukan dirinya dengan sebuah konsep kebenaran yang berhubungan dengan sesuatu yang bersifat universal dalam setiap tindakan atau perbuatannya dimana kebenaran yang muncul tidak lagi bersifat relatif atau semu berdasarkan persepsi dirinya, tetapi lebih dari itu beliau telah tunduk terhadap sebuah kebenaran yang telah diperkenalkan Allah SWT melaui sebuah mujizat yang maha besar yang bernama Al-Quran. Kebenaran yang tidak akan mungkin berubah atau hilang ditelan waktu hingga berakhirnya perjalanan kehidupan di dunia. Inilah adalah tantangan Allah SWT dalam Firman-Nya
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (Al baqarah 2 : 23 )
Betapa Al-Quran adalah sebuah berita kebenaran yang mutlak karena disampaikan oleh yang maha benar dan sempurna. Pada akhirnya kita kini harus sama-sama meyakini bahwa sidiq atau benar yang telah dicontohkan dalam sifat kepemimpinan Rasulullah SAW adalah sebuah kebenaran yang tidak lagi bersifat relatif seperti yang sering kita persepsikan selama ini, tetapi kebenaran yang mutlak dan tidak akan pernah terbantahkan yang terjaga sampai kapanpun atas kehendak Allah SWT. Masalahnya adalah…..mampukah kita menegakkan kebenaran mutlak menurut ketentuan yang telah Allah tetapkan pada setiap firman-Nya di dalam Al-Quran sementara hingga saat ini kita jarang sekali menyentuhnya apalagi membacanya.
Saudaraku….ketika anda dan saya telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka dari mulai detik itu Allah telah menjaga hari-hari kita untuk selalu dekat dan ingat akan petunjuk yang telah Allah berikan melalui qalam-Nya, tiada hentinya lidah kita baik disadari ataupun tidak telah kita gerakan untuk membaca ayat-ayat Al-Quran dalam kehidupan kita. Yakinlah bahwa anda dan saya setiap hari selalu membaca Al-Quran, tetapi mungkin karena kita tidak membacanya dengan radar hati yang peka, maka setiap kalimat Al-Quran yang telah kita baca yang seharusnya menjadi komitmen kita dalam menegakkan kebenaran telah berlalu begitu saja tanpa memberikan makna yang kuat di dalam kehidupan kita.
Anda masih bingung ?
Apakah hari ini anda sudah membaca ayat Al-Quran ? Bagaimana hari kemarin apakah anda membacanya ? atau mungkin selama bulan ini ? …
Jangan pernah katakan bahwa anda tidak pernah membaca ayat Al-Quran, karena itu akan sangat tidak masuk akal ketika anda adalah seorang muslim.
Lebih jelasnya saya akan bertanya seperti ini…..
Apakah hari ini anda sudah membaca surat Al Fatihah dalam shalat anda ? Apakah hari ini anda telah mengucapkan bagian dari surat Al Fatihah dalam keseharian anda, ketika anda memulai sebuah pekerjaan yang benar, logikanya sebagai seorang muslim disadari atau tidak anda akan membaca ayat pertama surat Al Fatihah, dan ketika anda mendapatkan sesuatu sebagai sebuah kenikmatan anda juga akan membaca ayat kedua surat Al fatihah. Belum lagi dalam sehari anda shalat fardhu lima waktu sudah dapat dipastikan anda akan membaca ayat-ayat Al Quran dalam hari-hari anda. Itulah mengapa kita tidak punya lagi alasan lagi untuk mengatakan bahwa kita tidak bisa menegakkan kebenaran yang hakiki karena sebenarnya Allah senantiasa mengingatkan kita dengan segala kewajiban-kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk menegakkan kebenaran atau dengan kata lain menjauhi sesuatu yang keji dan munkar.
Seorang pemimpin yang baik akan melakukan sesuatu yang benar, sesuatu yang benar adalah sesuatu yang telah diridhoi oleh Allah SWT sebagai pencipta kita. Kebenaran yang datang dari pencipta kita adalah sebuah kebenaran mutlak yang tidak perlu disangsikan lagi dan yakin tidak akan pernah berubah. Maka ketika kita ingin sidiq seperti idola kita maka kita harus berani menegakkan dan menggenggam sebuah kebenaran meskipun untuk menggenggamnya menyakitkan laksana menggenggam bara.
Saya tidak ingin membuat anda banyak berpikir dengan begitu rumitnya tentang bagaimana strategi anda untuk melaksanakan kebenaran, mengetahui seperti apa sebenarnya sesuatu yang benar itu, dan bagaimana caranya agar anda menyadari bahwa anda sudah melakukan sesuatu yang telah lepas dari kaidah kebenaran. Marilah kita ucapkan niat kita setulus tulusnya ke dalam hati kita bahwa mulai saat ini hidup kita akan selalu kita hiasi dengan kebenaran yang telah Allah ridhoi, biarkan jeritan kita atas segala kesalahan yang selama ini kita lakukan pergi melesat menembus langit. Yakinlah setelah anda menyadari, menyesali dan mengerti segala kecerobohan dan kealpaan kita selama ini Allah akan kembali membangunkan sensitivitas radar hati yang selama ini sering kita biarkan begitu saja sehingga kurang peka dalam menangkap segala kesalahan kita dalam bersikap terhadap-Nya, diri-sendiri, sesama kita dan mahluk Allah lainnya.
Demikianlah radar hati yang telah tumbuh akan senantiasa mengingatkan kita melalui sesuatu tanda yang bernama keresahan, kegelisahan dan perasaan tidak tenang ketika kita melakukan sesuatu yang keluar dari orbit kebenaran. Tahukah saudaraku….bersyukurlah apabila kita masih merasakannya, karena itu adalah kasih sayang Allah yang dengan cara itulah Allah memangil kita untuk kembali ke orbit yang semestinya, yaitu jalan yang lurus yang telah diridhoi-Nya yang kemudian ujungnya akan sampai pada satu titik yang disebut dengan kebahagiaan abadi, kedamaian abadi, pertemuan dengan-Nya dan kenikmatan abadi yang telah diciptakan-Nya untuk kita yang senantiasa menegakkan dan menggenggam kebenaran.
Marilah kita hidupkan kembali hati kita, agar kembali menjadi teman sejati yang selalu mengingatkan kita untuk tidak lengah dalam mewujudkan tujuan hidup kita yang sebenarnya, agar kita senantiasa mencontoh idola kita Rasulullah SAW dalam mengolah kebenaran yang begitu indahnya dalam satu rangkuman sifat mulianya sebagai manusia Sidiq.
Hari ini setelah anda membaca uraian tentang sidiq, semoga kita menjadi orang yang pandai bermuhsabah, yang pandai menilai diri sendiri, apakah tingkah laku kita benar atau salah, apakah ada orang lain yang tersakiti dengan apa yang telah kita lakukan, apakah ada mahluk Allah lain yang menderita dari apa yang telah kita lakukan, ketika ya, cepatlah kembali ke jalan yang benar, jalan yang semestinya kita lalui dengan penuh kebahagiaan, bukan jalan yang salah yang hanya akan membawa kita ke dalam penyesalan yang tak berujung.
Satu kata indah sebagai penutup penjelasan tentang sidiq ini adalah kata yang pernah diucapkan oleh KH Abdullah Gymnastiar yang mudah-mudahan akan selalu mengingatkan kita pada tujuan hidup kita ”saudaraku…..dunia ini bukanlah tempat hidup kita yang sebenarnya, hidup di dunia hanyalah sementara saja, jangan terpesona, lengah atau terperdaya akhirat nantilah yang sebenarnya tempat tinggal kita.
Semoga Allah menjadikan kita semua, anda dan saya menjadi orang yang sidiq, orang yang bahagia karena memegang teguh kebenaran dalam hidup kita. Kita hidup tidak untuk mati tetapi kita hidup untuk hidup.
Tabligh (menyampaikan kebenaran )
Ketika anda telah mantap dengan sesuatu yang benar yang tidak bias oleh kepentingan pribadi yang bersifat duniawi, yang hanya akan mengurangi nilai-nilai kebenaran itu, maka hormatilah kepercayaan orang lain terhadap anda dengan menyampaikan kebenaran yang telah anda yakini untuk mereka fahami tanpa tendensi apapun dari apa yang telah dan akan anda sampaikan kepada mereka selain mengharap ridho-Nya.
Keyakinan akan kebenaran yang anda sampaikan kepada orang lain secara disadari atau tidak adalah merupakan sebuah alat ukur yang baik untuk melihat sejauh mana kemampuan anda sebagai seorang pemimpin teruji. Semakin banyak orang menerima, mengikuti dan memahami kebenaran yang telah anda sampaikan, maka semakin kuat pengaruh kepemimpinan yang anda miliki. Tetapi ingat kebenaran yang telah anda sampaikan tidak akan mudah begitu saja untuk dapat ditangkap dan difahami oleh orang lain yang menerimanya.
Kebenaran sejati yang anda sampaikan seharusnya tidak hanya singgah di pusat logika orang yang menerimanya saja, tetapi lebih dari itu kebenaran tersebut haruslah mampu membuka pintu hati orang yang melihat atau mendengarnya untuk kemudian, tinggal dan menetap di dalamnya. Berat memang bagi kita untuk melakukannya, tapi itulah faktanya, ketika kebenaran yang kita sampaikan hanya sebatas singgah saja di pusat logika seseorang, maka orang itu hanya akan mengangguk tanda setuju kemudian setelah itu dia akan melupakannya seolah-olah kebenaran itu tidak pernah datang dan hilang tanpa ada bekas yang mampu memberikan warna baru dalam kehidupannya.
Saya ingin suguhkan sedikit saja bukti dari kehebatan idola kita Rasulullah SAW dalam menyampaikan kebenaran yang telah diyakininya sehingga mampu menembus relung hati orang yang mendengar dan menerimanya. Kisah Bilal bin Rabbah telah terukir dengan tinta emas dalam kisah perjuangan heroic sahabat Rasulullah SAW dalam mempertahankan keyakinannya atas kebenaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Ketika dia dipaksa dan disiksa dengan amat kejinya oleh kaum Quraish untuk meninggalkan Islam sebagai agama baru yang telah diyakininya hanya satu kata yang muncul dari mulutnya sebagai jawaban atas keyakinannya akan kebenaran Islam “Ahad ! Ahad ! Ahad !“ rasa sakit hebat yang dirasakan pada tubuhnya yang telah lemah, tak lagi mampu mengalahkan keyakinannya atas kebenaran Islam yang telah diterimanya dari Rasulullah SAW. (lihat kisah Bilal Bin Rabah dalam 65 manusia langit )
Tahukah anda mengapa Rasulullah SAW mampu menyampaikan kebenaran yang telah dibawanya sampai sedemikian membekasnya di hati Bilal pada saat itu ? Jawabannya adalah karena Rasulullah SAW menyampaikan kebenaran yang dibawanya dengan tulus dan ikhlas.
Kata tulus dan ikhlas mungkin sudah terlalu sering anda dengar, dan saya mengerti apabila anda ingin sesuatu yang berbeda dalam memahami kata tersebut. Baiklah semoga ilustrasi sederhana ini dapat membuat anda lebih memahami kata tulus dan ikhlas yang saya maksudkan.
Tulus adalah sebuah ungkapan yang bermakna memberi tanpa mengharapkan apapun atau tendensi atas kepentingan apapun dari pemberian itu, selain kebahagiaan hati yang tidak terhingga ketika kita melihat dan mampu merasakan kebahagiaan orang yang mendapatkan sesuatu dari kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Pernahkah anda rasakan itu …….untuk menguji sejauh mana ketulusan itu dapat anda rasakan cobalah resep ini…
Pilih mana saja yang anda mampu…..
- Berikan barang yang paling anda sukai pada orang yang membutuhkannya secara sembunyi-sembunyi meskipun orang itu tidak anda kenal sebelumnya. Usahakan tangan kiri anda pun tidak mengetahuinya. Jika anda tidak sanggup….
- Ambil uang seratus ribu rupiah dari dompet anda dan berikan kepada seorang peminta-minta di pinggir jalan atau di lampu merah yang anda temui tanpa anda pertimbangkan kenapa anda harus memilih dia, dan kemudian lupakan begitu saja pemberian anda tersebut sehingga hanya Allah saja yang mengetahuinya.…. Jika anda masih tidak sanggup…
- Bayangkan saja berapa banyak harta, perasaan, keringat dan air mata yang telah diberikan oleh orang tua anda selama hidupnya kepada anda, kemudian ingatlah kembali pernahkah mereka menghitungnya dengan teliti dan kemudian meminta kepada anda untuk mengembalikan semua yang telah mereka berikan ?
Inilah sebenarnya esensi dari sebuah ketulusan.
Ikhlas adalah menerima sesuatu sebagai sebuah kepastian yang memang seharusnya anda terima, apapun bentuknya apakah mengecewakan atau menggembirakan hati anda, sebagai sebuah rancangan Agung Allah SWT bagi hidup dan kehidupan anda.
Tahukah anda, dengan keikhlasan, sebuah hal yang sepertinya sangat buruk pun akan anda terima dengan sebuah sikap dan perasaan yang sama yaitu perasaan syukur dan bahagia. Itulah mengapa seorang pemimpin sejati selalu mampu melihat kebaikan dari segala hal yang dihadapinya. “ The Great leader will allways seing good in all “
Sederhananya, cobalah bayangkan pengalaman paling menyakitkan atau menyedihkan yang pernah terjadi dalam perjalanan kehidupan yang telah anda lewati, kemudian apabila waktu itu anda berpikir bahwa hal tersebut adalah hal yang terburuk dan terpahit dalam hidup anda, bisakah kini anda meyakinkan diri anda bahwa hal tersebut ternyata harus terjadi untuk membuat anda seperti sekarang ini. Mampukah anda meyakinkan bahwa hal pahit itu sebenarnya adalah sebuah pintu yang harus anda lewati untuk meraih kebahagiaan di saat ini.
Orang yang memiliki tingkat keikhlasan yang tinggi dalam hidupnya adalah orang yang tidak perlu menunggu waktu lama untuk menyadari bahwa sesuatu yang terjadi pada dirinya adalah sebuah kepastian Allah atas dirinya yang harus segera dia syukuri tanpa harus ditunda. Dia tidak mengenal lagi istilah baik dan buruk atas segala fase kehidupan yang harus ia jalani, karena dia dengan kuat meyakini bahwa pandangan manusia sangatlah terbatas atas apa yang harus dihadapinya, dia selalu meyakini bahwa Allah telah mempersiapkan sesuatu yang terbaik bagi dirinya.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ( Al Baqarah 2 : 216 )
Akhirnya ketika anda menyampaikan kebenaran dengan tulus dan ikhlas, maka anda tidak akan marah ketika kebenaran yang anda sampaikan tidak didengarkan atau dipedulikan oleh orang lain yang menerimanya. Yang anda tahu adalah bahwa anda tidak akan pernah berhenti untuk menyampaikan kebenaran karena itu adalah sesuatu yang memang telah menjadi fitrah anda sebagai manusia yang memiliki jiwa kepemimpinan sejati.
Rasululah adalah manusia suci yang telah Allah jaga untuk tidak dinodai oleh kotornya jelaga dosa, tetapi ketika beliau menyampaikan kebenaran ( Tabligh) tidak semua manusia di muka bumi ini mampu menerimanya dengan sepenuh hati, bahkan terkadang beliau harus, terluka, terhina dan direndahkan oleh orang yang seharusnya berterima kasih kepadanya. Itulah tabligh, beliau sadar bahwa menyampaikan kebenaran adalah sebuah tugas suci yang prosesnya harus dia jalani dan nikmati sebagai sebuah amanah dari Allah kepada manusia sebagai seorang khalifah di muka bumi, dan hasilnya tetaplah beliau kembalikan kepada Allah SWT karena Allah-lah pemilik dan penggenggam hati, Allah-lah pemilik cahaya hidayah bagi hati manusia.
Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Al Baqarah 2 : 269 )
Anda adalah seorang Khalifah !!